DISTRIBUSI SPASIAL KASUS DIARE: INTERAKSI ANTARA KEPADATAN PENDUDUK, SANITASI, DAN AKSESIBILITAS FASILITAS KESEHATAN DI PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2022-2023

Penulis

  • Desy Widyastuti Sumatera Utara
  • Mulyana Universitas Sari Mutiara Indonesia
  • Vita Diah Rivani Universitas Sari Mutiara Indonesia
  • Stefya Natasya Sari Sinaga Universitas Sari Mutiara Indonesia
  • Elyzabeth Arihta Sinulingga Universitas Sari Mutiara Indonesia
  • Vierto Irennius Girsang Universitas Sari Mutiara Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.60050/pwh.v6i2.99

Kata Kunci:

diare, Analisa spasial, QGIS

Abstrak

Latar Belakang: Diare masih menjadi masalah kesehatan masyarakat yang utama di Indonesia, terutama di daerah dengan kepadatan penduduk tinggi dan akses sanitasi yang buruk. Provinsi Sumatera Utara mengalami fluktuasi kasus diare dengan jumlah kasus mencapai 205.155 pada tahun 2022 dan menurun menjadi 95.433 pada tahun 2023.

Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk memetakan distribusi spasial kasus diare di Provinsi Sumatera Utara tahun 2022-2023, dan menganalisis hubungannya dengan kepadatan penduduk, akses sanitasi yang layak, dan jumlah fasilitas kesehatan.

Metode: Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain ekologi berbasis area dan metode analisis spasial menggunakan QGIS. Data sekunder dari BPS dianalisis menggunakan metode overlay untuk mengevaluasi hubungan antar variabel spasial.

Hasil: Distribusi kasus diare menunjukkan pola yang tidak merata. Pada tahun 2022, Kota Medan mencatat jumlah kasus tertinggi (40.126 kasus), sementara pada tahun 2023 bergeser ke Kabupaten Deli Serdang (16.108 kasus). Daerah dengan akses sanitasi rendah, seperti Kabupaten Nias Selatan, cenderung memiliki kasus yang tinggi. Lebih banyak fasilitas kesehatan tidak selalu berbanding lurus dengan tingkat kasus yang lebih rendah.

Kesimpulan: Penyebaran kasus diare di Sumatera Utara dipengaruhi oleh kombinasi faktor lingkungan, bukan hanya kepadatan penduduk. Akses terhadap sanitasi dan efektivitas layanan kesehatan merupakan faktor penentu dalam pengendalian penyakit. Analisis spasial efektif dalam mengidentifikasi daerah berisiko untuk perencanaan intervensi kesehatan masyarakat.

Referensi

BPS Sumatera Utara. (2023). Jumlah Kasus Penyakit Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Penyakit di Provinsi Sumatera Utara, 2022. https://sumut.bps.go.id/id/statistics-table/1/MzA2NCMx/jumlah-kasus-penyakit-menurut-kabupaten-kota-dan-jenis-penyakit-di-provinsi-sumatera-utara-2022.html

BPS Sumatera Utara. (2024). Provinsi Sumatera Utara Dalam Angka 2024. Badan Pusat Statistik Sumatera Utara.

Fajriyah, I. (2023). Sistem Informasi Geografis Faktor yang Mempengaruhi Jumlah Kasus Diare di Kabupaten Sidoarjo Tahun 2019. Preventif : Jurnal Kesehatan Masyarakat, 14(1), 38–46. https://doi.org/10.22487/preventif.v14i1.334

Husna, S. A., & Soviadi, N. V. (2024). DISTRIBUSI PENYAKIT DIARE DAN DETERMINAN DENGAN PEMETAAN WILAYAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2020. 20(2), 136–146.

Kementerian Kesehatan, R. I. (2023). Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2022. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Kementrian Kesehatan, R. I. (2024). Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2023. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Miswan, Ramlah, S., & Rasyid, R. (2018). Hubungan Sanitasi Lingkungan dengan Penyakit Diare pada Masyarakat di Desa Tumpapa Indah Kecamatan Balinggi. UNM Environment Journals, 1(1), 33–38. https://doi.org/10.26858/uej.v1i2.8061

Setiyawan, F. E., & Setyadi, N. A. (2023). Analisis Spasial Kasus Diare. Jurnal Keperawatan, 15, 331–338. http://journal.stikeskendal.ac.id/index.php/Keperawatan

Wulandari, M., & Susanna, D. (2025). PEMETAAN TINGKAT KERAWANAN DIARE DAN PENENTUAN WILAYAH PRIORITAS PENANGANAN DIARE DI KABUPATEN ROKAN HILIR. 7, 2025–2039.

Unduhan

Diterbitkan

2025-07-29

Cara Mengutip

Widyastuti, D., Mulyana, Rivani, V. D., Sinaga, S. N. S., Sinulingga, E. A., & Girsang, V. I. (2025). DISTRIBUSI SPASIAL KASUS DIARE: INTERAKSI ANTARA KEPADATAN PENDUDUK, SANITASI, DAN AKSESIBILITAS FASILITAS KESEHATAN DI PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2022-2023. PRIMA WIYATA HEALTH, 6(2), 130–140. https://doi.org/10.60050/pwh.v6i2.99